Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur): Era Reformasi yang Dinamis
Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur menjadi Presiden Republik Indonesia yang keempat setelah kemenangannya dalam pemilihan umum tahun 1999. Masa pemerintahannya, yang berlangsung dari tahun 1999 hingga 2001, merupakan periode yang sangat penting dalam sejarah Indonesia, terutama dalam konteks transisi menuju era reformasi setelah runtuhnya Orde Baru.
Ciri Khas Pemerintahan Gus Dur:
- Reformasi Politik: Gus Dur melakukan reformasi politik yang cukup radikal, seperti membubarkan Departemen Penerangan, mencabut sejumlah tap MPR yang dianggap membatasi kebebasan, dan memberikan otonomi khusus kepada Aceh.
- Pluralisme dan Toleransi: Gus Dur dikenal sebagai sosok yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme dan toleransi antaragama. Ia banyak melakukan upaya untuk merukunkan berbagai kelompok masyarakat.
- Diplomasi Aktif: Dalam bidang luar negeri, Gus Dur menjalankan politik luar negeri yang aktif, terutama dalam memperkuat hubungan dengan negara-negara Islam.
- Demokrasi yang Lebih Luas: Gus Dur berupaya memperkuat demokrasi di Indonesia dengan memberikan ruang yang lebih luas bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi.
Beberapa Kebijakan Penting di Masa Pemerintahan Gus Dur:
- Pembebasan Pers: Salah satu kebijakan pertama Gus Dur adalah membubarkan Departemen Penerangan yang selama Orde Baru berfungsi sebagai alat kontrol pemerintah terhadap media massa. Hal ini membuka ruang yang lebih luas bagi kebebasan pers di Indonesia.
- Pengakuan Tahun Baru Imlek: Gus Dur mengeluarkan kebijakan yang mengakui Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional, sebuah langkah yang sangat berani dan kontroversial pada saat itu.
- Otonomi Khusus Aceh: Untuk meredakan konflik di Aceh, Gus Dur memberikan otonomi khusus kepada Aceh.
- Hubungan dengan Israel: Gus Dur memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel, sebuah langkah yang mendapat dukungan dari banyak negara Islam.
Tantangan yang Dihadapi:
- Stabilitas Politik: Pemerintahan Gus Dur dihadapkan pada berbagai tantangan politik, termasuk perpecahan di dalam kabinet dan tekanan dari kelompok-kelompok tertentu yang tidak puas dengan kebijakannya.
- Ekonomi: Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak tahun 1997 masih terus berlanjut, dan pemerintahan Gus Dur harus berupaya keras untuk mengatasi masalah ini.
- Konflik Horizontal: Meskipun Gus Dur sangat menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, namun konflik horizontal antaragama dan antar kelompok masih sering terjadi.
Akhir dari Pemerintahan Gus Dur
Meskipun memiliki banyak prestasi, pemerintahan Gus Dur berakhir pada tahun 2001 melalui mekanisme pemakzulan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Pemakzulan ini didasari oleh tuduhan pelanggaran terhadap sumpah jabatan dan ketidakmampuan dalam menjalankan tugas sebagai Presiden.
Warisan Gus Dur
Meskipun masa pemerintahannya relatif singkat, Gus Dur meninggalkan warisan yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia, yaitu semangat pluralisme, toleransi, dan demokrasi. Pemikiran-pemikiran Gus Dur tentang kebangsaan, keagamaan, dan kemanusiaan masih relevan hingga saat ini.