Candi Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun sekitar abad ke-8 hingga ke-9 pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Pembangunan Borobudur diperkirakan berlangsung selama 75 tahun, dan selesai pada tahun 825 Masehi. Candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Buddha dan tempat ziarah. Struktur Borobudur mencerminkan alam semesta dalam kosmologi Buddha, dengan tingkatan-tingkatan yang melambangkan perjalanan menuju pencerahan.
Pembangunan
Pembangunan Borobudur kemungkinan besar dilakukan secara bertahap. Struktur utama candi dibangun dari sekitar dua juta blok batu vulkanik. Teknik yang digunakan termasuk penggabungan batu tanpa menggunakan semen, namun dengan sistem pengunci yang canggih.
Arsitektur dan Relief
Candi Borobudur memiliki struktur piramida berundak dengan sembilan platform yang terdiri dari enam platform persegi dan tiga platform melingkar. Terdapat lebih dari 2.600 panel relief dan 504 arca Buddha di candi ini. Relief di Borobudur menggambarkan berbagai kisah, termasuk kehidupan Buddha dan cerita Jataka.
Fungsi dan Simbolisme
Borobudur berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pendidikan spiritual. Para peziarah mengikuti jalur yang dimulai dari dasar candi dan berakhir di puncak, melambangkan perjalanan spiritual dari dunia fana menuju Nirwana. Struktur candi mencerminkan konsep kosmologi Buddha dengan simbolisme tiga tingkat alam semesta: Kamadhatu (alam keinginan), Rupadhatu (alam bentuk), dan Arupadhatu (alam tanpa bentuk).
Penemuan Kembali dan Restorasi
Borobudur sempat terlupakan dan tertutup oleh abu vulkanik serta vegetasi hingga ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Proses restorasi besar-besaran dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO pada tahun 1975-1982. Kini, Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan menjadi salah satu tujuan wisata dan ziarah penting di Indonesia.