
Kasada: Ritual Suku Tengger di Gunung Bromo
Kasada adalah ritual adat yang dilakukan oleh masyarakat Suku Tengger di kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur. Upacara ini merupakan bentuk persembahan kepada Sang Hyang Widhi dan leluhur mereka sebagai ungkapan rasa syukur serta permohonan berkah. Kasada menjadi daya tarik wisata budaya yang menarik banyak wisatawan dan peneliti dari berbagai penjuru dunia.
Sejarah dan Asal-usul Upacara Kasada
Ritual Kasada memiliki akar sejarah yang kuat dalam legenda Roro Anteng dan Joko Seger, leluhur Suku Tengger. Menurut cerita, pasangan ini diberikan keturunan oleh dewa dengan syarat anak bungsu mereka harus dikorbankan ke kawah Gunung Bromo. Dengan berat hati, mereka memenuhi janji tersebut, dan sejak itu, tradisi Kasada dijalankan oleh masyarakat Tengger sebagai penghormatan kepada leluhur serta permohonan keselamatan dan kesejahteraan.
Rangkaian Upacara Kasada
a. Persiapan Upacara
Menjelang hari Kasada, masyarakat Tengger mempersiapkan berbagai sesaji, seperti hasil bumi, ternak, dan makanan khas. Sesaji ini nantinya akan dilemparkan ke kawah Gunung Bromo sebagai bagian dari ritual utama.
b. Ritual di Pura Luhur Poten
Sebelum menuju kawah, warga Tengger melakukan doa dan upacara adat di Pura Luhur Poten, yang terletak di kaki Gunung Bromo. Pura ini menjadi pusat kegiatan spiritual bagi masyarakat Tengger.
c. Persembahan di Kawah Gunung Bromo
Pada puncak upacara, para peserta membawa sesaji dan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo. Ritual ini melambangkan pengorbanan dan pengabdian kepada para dewa. Menariknya, beberapa warga juga mencoba menangkap sesaji yang dilempar, dengan harapan mendapatkan keberkahan.
Makna dan Filosofi Kasada
Upacara Kasada memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tengger:
- Kesetiaan terhadap Leluhur: Ritual ini menjadi bentuk penghormatan kepada leluhur dan warisan budaya yang harus dijaga.
- Rasa Syukur dan Permohonan Berkah: Masyarakat Tengger percaya bahwa persembahan akan membawa kesejahteraan dan perlindungan dari bencana.
- Pelestarian Tradisi: Kasada memperkuat identitas budaya masyarakat Tengger dan menjadi bagian dari kehidupan mereka.