
Kerajaan Mataram Kuno: Pusat Peradaban Hindu-Buddha
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang berkembang pada abad ke-8 hingga ke-10 Masehi. Dikenal sebagai pusat peradaban Hindu-Buddha, Mataram Kuno meninggalkan berbagai peninggalan bersejarah, seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan.
Bagaimana sejarah berdirinya, kejayaan, hingga kemunduran kerajaan ini? Simak ulasan berikut.
Sejarah Awal Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno berdiri di wilayah Jawa Tengah dan berkembang di bawah dua dinasti besar, yaitu Dinasti Sanjaya (Hindu) dan Dinasti Syailendra (Buddha).
a. Dinasti Sanjaya (Hindu)
Dinasti Sanjaya didirikan oleh Rakai Mataram (Sanjaya) pada awal abad ke-8 Masehi. Dinasti ini menganut agama Hindu Siwa dan meninggalkan berbagai prasasti penting, seperti Prasasti Canggal (732 M) yang menyebutkan pendirian kerajaan ini.
b. Dinasti Syailendra (Buddha)
Pada abad ke-8, Dinasti Syailendra yang beragama Buddha Mahayana mulai berkuasa di Mataram Kuno. Dinasti ini dikenal sebagai pendiri Candi Borobudur, salah satu keajaiban dunia.
Selama beberapa waktu, kedua dinasti ini hidup berdampingan sebelum akhirnya Dinasti Sanjaya kembali berkuasa.
Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya dengan berbagai pencapaian dalam bidang politik, kebudayaan, dan arsitektur.
a. Pusat Peradaban Hindu-Buddha
Mataram Kuno dikenal sebagai pusat kebudayaan Hindu-Buddha di Nusantara. Keberagaman agama di kerajaan ini menghasilkan banyak karya sastra, seni, dan arsitektur monumental.
b. Pembangunan Candi Besar
Mataram Kuno meninggalkan banyak candi megah yang menjadi bukti kejayaannya, antara lain:
-
Candi Borobudur (Buddha) – Dibangun oleh Dinasti Syailendra sebagai monumen agama Buddha terbesar di dunia.
-
Candi Prambanan (Hindu) – Dibangun oleh Dinasti Sanjaya sebagai kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia.
-
Candi Kalasan, Candi Mendut, dan Candi Sewu, yang juga merupakan peninggalan penting dari kerajaan ini.
c. Kemajuan Sistem Pemerintahan
Kerajaan Mataram Kuno memiliki sistem pemerintahan yang kuat dengan pembagian wilayah yang jelas. Raja yang terkenal dari kerajaan ini antara lain:
-
Rakai Panangkaran – Memajukan agama Buddha di bawah Dinasti Syailendra.
-
Rakai Pikatan – Mengembalikan kekuasaan Dinasti Sanjaya.
-
Dyah Balitung – Memimpin masa keemasan dan memperluas wilayah kerajaan.
Faktor Kemunduran Kerajaan Mataram Kuno
Meskipun mencapai kejayaan, Kerajaan Mataram Kuno mulai mengalami kemunduran akibat berbagai faktor, antara lain:
a. Letak Geografis yang Kurang Strategis
Mataram Kuno terletak di pedalaman Jawa, sehingga kurang menguntungkan dalam perdagangan maritim. Hal ini membuat kerajaan sulit berkembang secara ekonomi dibandingkan kerajaan maritim seperti Sriwijaya.
b. Bencana Alam (Letusan Gunung Merapi)
Diperkirakan bahwa letusan Gunung Merapi pada abad ke-10 menyebabkan kehancuran sebagian besar wilayah Mataram Kuno, sehingga penduduknya bermigrasi ke Jawa Timur.
c. Perpindahan Pusat Pemerintahan ke Jawa Timur
Pada akhir abad ke-10, Mpu Sindok memindahkan pusat pemerintahan ke Jawa Timur dan mendirikan Wangsa Isyana, yang kemudian menjadi cikal bakal Kerajaan Medang Kamulan. Perpindahan ini menandai berakhirnya kekuasaan Mataram Kuno di Jawa Tengah.