
Kerajaan Ternate dan Tidore: Kejayaan di Maluku
Kerajaan Ternate dan Tidore adalah dua kerajaan besar yang berkembang di Kepulauan Maluku. Kedua kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan memiliki peran penting dalam sejarah Nusantara.
Bagaimana sejarah kejayaan Ternate dan Tidore? Simak pembahasannya berikut.
Sejarah Berdirinya Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore muncul sebagai kerajaan maritim di Maluku sejak abad ke-13. Kedua kerajaan ini awalnya merupakan bagian dari Empat Kesultanan Maluku, bersama dengan Bacan dan Jailolo.
a. Kerajaan Ternate
Kerajaan Ternate didirikan sekitar tahun 1257 M oleh Baab Mashur Malamo. Kerajaan ini berkembang pesat sebagai penghasil cengkeh yang sangat diminati oleh pedagang asing.
b. Kerajaan Tidore
Kerajaan Tidore berdiri tidak lama setelah Ternate, dengan Muhammad Naqil sebagai sultan pertamanya. Tidore juga menjadi pusat perdagangan dan memiliki hubungan erat dengan bangsa asing.
Kejayaan Kerajaan Ternate dan Tidore
a. Pusat Perdagangan Rempah-Rempah
Kedua kerajaan ini dikenal sebagai penghasil cengkeh, pala, dan fuli, yang menjadi komoditas utama di pasar internasional. Rempah-rempah dari Maluku sangat dicari oleh pedagang dari Arab, Tiongkok, dan Eropa.
b. Hubungan dengan Bangsa Asing
Ternate dan Tidore memiliki hubungan dagang dengan berbagai bangsa, termasuk:
-
Arab dan Gujarat: Membawa ajaran Islam ke Maluku.
-
Portugis (1512): Bersekutu dengan Ternate tetapi kemudian berselisih.
-
Spanyol (1521): Mendukung Tidore dalam konflik melawan Ternate.
-
Belanda (1605): Menguasai Maluku dan mengurangi pengaruh kerajaan lokal.
c. Persaingan dan Perang Antar Kerajaan
Meskipun sama-sama berkembang, Ternate dan Tidore sering bersaing dalam penguasaan wilayah dan jalur perdagangan.
-
Ternate bersekutu dengan Portugis, tetapi kemudian berbalik melawan mereka.
-
Tidore bersekutu dengan Spanyol, tetapi juga mengalami konflik dengan bangsa asing.
Kemunduran Kerajaan Ternate dan Tidore
a. Campur Tangan Bangsa Eropa
Pada abad ke-17, Belanda mulai menguasai perdagangan rempah-rempah dan membatasi kekuasaan kerajaan-kerajaan lokal, termasuk Ternate dan Tidore.
b. Perjanjian dengan Belanda
Pada tahun 1667, Ternate dan Tidore dipaksa menandatangani perjanjian dengan VOC (Belanda), yang mengurangi kedaulatan mereka.
c. Perubahan Perdagangan Global
Seiring waktu, perdagangan rempah-rempah menurun, dan peran Ternate serta Tidore dalam ekonomi dunia melemah.
Warisan Kerajaan Ternate dan Tidore
Meskipun mengalami kemunduran, kedua kerajaan ini meninggalkan warisan budaya dan sejarah yang berharga:
-
Penyebaran Islam di Maluku, yang masih bertahan hingga kini.
-
Sistem Kesultanan, yang masih ada di Ternate dan Tidore.
-
Benteng dan peninggalan sejarah, seperti Benteng Tolukko dan Kedaton Kesultanan Ternate.