Asal Mula Ajaran Komunis di Tiongkok

Asal Mula Ajaran Komunis di Tiongkok

Ajaran komunis di Tiongkok memiliki sejarah panjang dan kompleks, yang berawal dari pergolakan sosial dan politik di awal abad ke-20. Berikut adalah garis waktu singkat mengenai kemunculan ideologi komunis di Tiongkok:

Awal Mula (1919-1921):

  • 1919: Gerakan Empat Mei meletus, menuntut reformasi politik dan sosial di Tiongkok. Gerakan ini membuka jalan bagi penyebaran ide-ide baru, termasuk Marxisme.
  • 1920: Chen Duxiu dan Li Dazhao, dua intelektual terkemuka, mendirikan Kelompok Studi Marxis di Beijing dan Shanghai. Kelompok ini menjadi cikal bakal berdirinya Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Pen Gründung PKT (1921):

  • 23 Juli 1921: Kongres Nasional Pertama PKT diadakan di Shanghai. Kongres ini menandai berdirinya PKT secara resmi, dengan Chen Duxiu sebagai ketua.
  • Awal 1920-an: PKT masih kecil dan terfragmentasi, namun mereka aktif dalam gerakan buruh dan tani. Mereka juga bekerja sama dengan Kuomintang (KMT), partai nasionalis yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek.

Kolaborasi dan Konflik (1924-1927):

  • 1924: KMT dan PKT berkolaborasi dalam Ekspedisi Utara untuk mengalahkan panglima perang regional dan menyatukan Tiongkok.
  • 1927: KMT melancarkan Pembantaian Shanghai, menargetkan komunis dan mengakhiri kerjasama antara KMT dan PKT.

Perang Saudara dan Pendirian Republik Rakyat Tiongkok (1927-1949):

  • 1927-1949: PKT terlibat dalam perang saudara dengan KMT. PKT dipimpin oleh Mao Zedong, yang menerapkan strategi perang gerilya yang efektif.
  • 1 Oktober 1949: Mao Zedong memproklamasikan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok (RRT) di Beijing. PKT menjadi partai penguasa di Tiongkok daratan.

Era Mao Zedong (1949-1976):

  • 1949-1958: RRT menerapkan program-program komunis radikal, seperti Reformasi Tanah dan Lompatan Jauh ke Depan. Program ini menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun juga mengakibatkan kelaparan massal.
  • 1966-1976: Revolusi Kebudayaan, sebuah gerakan politik dan sosial yang kacau balau yang diprakarsai oleh Mao, menyebabkan jutaan orang meninggal dan menghancurkan ekonomi Tiongkok.

Era Reformasi dan Keterbukaan (1978-sekarang):

  • 1978: Deng Xiaoping berkuasa dan memulai reformasi ekonomi yang mengantarkan Tiongkok ke era ekonomi pasar.
  • Sejak saat itu: Tiongkok mengalami pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, namun juga menghadapi kesenjangan pendapatan yang besar dan masalah sosial lainnya. PKT masih menjadi partai penguasa di Tiongkok, namun telah mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis terhadap pemerintahan.

Kesimpulan

Ajaran komunis di Tiongkok telah melalui perjalanan panjang dan penuh gejolak selama lebih dari 100 tahun. Dari awal mulanya yang kecil dan terfragmentasi, PKT telah berkembang menjadi kekuatan politik utama di Tiongkok. Meskipun telah mengalami banyak perubahan dan pergolakan, ideologi komunis masih menjadi landasan bagi pemerintahan Tiongkok saat ini.

Peristiwa Mangkuk Merah 1967

Luka Sejarah Etnis Tionghoa di Kalimantan Barat

Peristiwa Mangkok Merah merupakan tragedi berdarah yang mencoreng sejarah hubungan antar etnis di Kalimantan Barat pada tahun 1967. Di balik ritual mistis “Mangkok Merah” yang diangkat sebagai pemicunya, terdapat kompleksitas faktor politik, sosial, dan ekonomi yang melatarbelakangi peristiwa kelam ini.

Awal Mula Konflik

  • Ketegangan Etnis: Interaksi antar etnis Dayak dan Tionghoa diwarnai ketimpangan ekonomi dan stereotip negatif. Masyarakat Dayak merasakan dominasi ekonomi dan minimnya akses terhadap sumber daya alam yang dikuasai sebagian etnis Tionghoa.
  • Situasi Politik: Kondisi politik yang tidak stabil pasca-G30S dan isu komunis memicu spekulasi dan sentimen terhadap etnis Tionghoa yang dikaitkan dengan PKI.
  • Ritual Mangkok Merah: Ritual ini di kalangan Dayak Maanyan biasanya digunakan untuk menyelesaikan konflik internal. Namun, pada masa itu, ritual ini dimanipulasi oleh oknum tertentu untuk menggalang massa dan menyerang etnis Tionghoa.

Tragedi Berdarah

  • Pembantaian dan Pengusiran: Pada bulan Oktober 1967, pecahlah kekerasan yang menargetkan etnis Tionghoa di berbagai daerah di Kalimantan Barat. Pembunuhan, pemerkosaan, dan pembakaran rumah terjadi secara brutal. Ribuan orang menjadi korban, dan banyak yang terpaksa mengungsi ke luar negeri.
  • Keterlibatan Militer: Peran militer dalam peristiwa ini masih menjadi perdebatan. Ada tuduhan keterlibatan aktif dalam pembantaian, namun versi resmi menyatakan bahwa mereka berusaha melerai dan menghentikan kerusuhan.

Dampak dan Luka yang Menganga

  • Korban Jiwa dan Trauma: Ribuan nyawa melayang dan puluhan ribu orang terusir dari tanah kelahiran mereka. Trauma mendalam menghantui para korban dan keluarga mereka.
  • Stigma dan Rekonsiliasi: Peristiwa Mangkok Merah meninggalkan stigma negatif bagi etnis Tionghoa di Kalimantan Barat. Upaya rekonsiliasi dan pemulihan hubungan antar etnis masih terus diupayakan.

Penutup

Peristiwa Mangkok Merah menjadi pengingat kelam tentang bahaya prasangka dan manipulasi politik yang dapat memicu tragedi kemanusiaan. Penting untuk mempelajari sejarah ini dengan seksama, memahami akar permasalahannya, dan terus mendorong upaya rekonsiliasi serta persatuan antar etnis di Indonesia.

Peristiwa Kelam Negara Afrika

Afrika memiliki sejarah panjang dengan banyak peristiwa kelam yang mencakup konflik, genosida, dan penindasan. Beberapa peristiwa tragis yang menonjol di antaranya adalah:

Genosida Rwanda (1994)

  • Latar Belakang: Ketegangan etnis antara Hutu dan Tutsi.
  • Peristiwa: Dalam waktu sekitar 100 hari, lebih dari 800.000 orang Tutsi dan Hutu moderat dibunuh oleh milisi Hutu.
  • Dampak: Kehancuran sosial dan ekonomi besar-besaran serta trauma yang mendalam di seluruh negeri.

Apartheid di Afrika Selatan (1948-1994)

  • Latar Belakang: Kebijakan segregasi rasial yang diberlakukan oleh pemerintah minoritas kulit putih.
  • Peristiwa: Penindasan sistematis terhadap penduduk non-kulit putih, termasuk pembatasan hak-hak sipil dan kekerasan.
  • Dampak: Ketidakadilan sosial yang mendalam, kerusakan hubungan antar-ras, dan perjuangan panjang untuk kesetaraan yang akhirnya dipimpin oleh Nelson Mandela.

Perang Saudara Sudan (1955-2005)

  • Latar Belakang: Konflik antara pemerintah pusat yang didominasi Arab-Muslim dan penduduk non-Arab di wilayah selatan.
  • Peristiwa: Dua perang saudara yang panjang dengan total korban jiwa jutaan orang dan pengungsian besar-besaran.
  • Dampak: Pemisahan Sudan Selatan sebagai negara merdeka pada 2011.

Krisis Darfur (2003-sekarang)

  • Latar Belakang: Konflik antara kelompok pemberontak dan pemerintah Sudan.
  • Peristiwa: Genosida, kekerasan etnis, dan pengungsian paksa.
  • Dampak: Lebih dari 300.000 orang tewas dan jutaan lainnya mengungsi.

Perang Saudara di Kongo (1998-2003)

  • Latar Belakang: Ketegangan etnis dan persaingan atas sumber daya alam.
  • Peristiwa: Konflik melibatkan banyak negara dan menyebabkan kematian sekitar 5,4 juta orang, sebagian besar akibat penyakit dan kelaparan.
  • Dampak: Krisis kemanusiaan yang berlanjut hingga saat ini dengan kekerasan dan ketidakstabilan politik.

Peristiwa-peristiwa ini mencerminkan dampak mendalam dari konflik dan ketidakstabilan politik di Afrika, mempengaruhi jutaan orang dan meninggalkan warisan trauma dan kerusakan yang memerlukan upaya pemulihan dan rekonsiliasi yang panjang.

Sejarah Peristiwa G30S/PKI

Sejarah meninggalnya beberapa jenderal di Indonesia sangat penting dalam konteks sejarah nasional. Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September) terjadi pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965 di Indonesia, di mana tujuh jenderal Angkatan Darat diculik dan dibunuh oleh kelompok yang mengaku sebagai bagian dari PKI. Para jenderal ini adalah Letjen Ahmad Yani, Mayjen R. Suprapto, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen S. Parman, Brigjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Tendean. Jenazah mereka ditemukan di sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta. Peristiwa ini memicu tindakan keras terhadap PKI dan mengubah peta politik Indonesia, membawa Soeharto ke tampuk kekuasaan. Berikut adalah beberapa peristiwa penting terkait kematian jenderal di Indonesia:

Peristiwa G30S/PKI (1965)

Peristiwa G30S/PKI (Gerakan 30 September) adalah insiden kudeta yang gagal pada tahun 1965 yang diduga dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia (PKI). Tujuh jenderal Angkatan Darat Indonesia dibunuh dalam peristiwa ini:

  1. Letjen Ahmad Yani
  2. Mayjen R. Suprapto
  3. Mayjen M.T. Haryono
  4. Mayjen S. Parman
  5. Brigjen D.I. Panjaitan
  6. Brigjen Sutoyo Siswomiharjo
  7. Lettu Pierre Tendean (Ajudan Jenderal Nasution)

Para jenderal ini diculik dan dibunuh oleh kelompok yang mengaku sebagai bagian dari Gerakan 30 September, lalu jenazah mereka ditemukan di sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta.

Meninggalnya Jenderal Soedirman (1950)

Jenderal Soedirman, Panglima Besar TNI pertama, meninggal pada 29 Januari 1950. Soedirman adalah tokoh penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia melawan Belanda. Meskipun menderita tuberkulosis parah, ia tetap memimpin gerilya melawan Belanda. Setelah perjuangan yang berat, ia meninggal beberapa bulan setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia.

Kematian Jenderal Besar A.H. Nasution (2000)

Jenderal Besar Abdul Haris Nasution adalah salah satu tokoh penting dalam militer Indonesia dan berhasil selamat dari percobaan pembunuhan pada peristiwa G30S/PKI. Nasution meninggal pada 6 September 2000 karena sakit.

Peristiwa-peristiwa ini sangat mempengaruhi sejarah dan politik Indonesia, serta memperlihatkan pentingnya peran militer dalam sejarah bangsa.

Krisis Ekonomi di Indonesia

Krisis ekonomi di Indonesia telah terjadi beberapa kali dalam sejarahnya, masing-masing dengan penyebab dan dampak yang berbeda. Berikut adalah beberapa krisis ekonomi utama di Indonesia:

Krisis Ekonomi 1997-1998

  • Penyebab: Krisis ini dimulai dengan jatuhnya nilai tukar mata uang baht Thailand yang menyebar ke negara-negara Asia lainnya, termasuk Indonesia. Faktor internal seperti korupsi, kelemahan dalam sektor perbankan, dan ketidakstabilan politik memperburuk situasi.
  • Dampak: Nilai rupiah anjlok, inflasi melonjak, banyak bank dan perusahaan bangkrut, pengangguran meningkat, dan terjadi kerusuhan sosial. Krisis ini menyebabkan runtuhnya rezim Orde Baru dan mundurnya Presiden Soeharto setelah 32 tahun berkuasa.

Krisis Ekonomi 2008

  • Penyebab: Krisis keuangan global 2008 yang dipicu oleh runtuhnya pasar perumahan di Amerika Serikat mempengaruhi ekonomi global, termasuk Indonesia. Ketergantungan pada ekspor dan investasi asing membuat Indonesia rentan terhadap gejolak global.
  • Dampak: Pertumbuhan ekonomi melambat, nilai tukar rupiah melemah, dan pasar saham Indonesia mengalami penurunan tajam. Meskipun demikian, Indonesia relatif cepat pulih dibandingkan banyak negara lain, sebagian karena fundamental ekonomi yang kuat dan kebijakan moneter yang responsif.

Krisis Ekonomi 2020 (Pandemi COVID-19)

  • Penyebab: Pandemi COVID-19 menyebabkan gangguan besar dalam aktivitas ekonomi global dan domestik. Pembatasan sosial dan lockdown memperlambat pertumbuhan ekonomi secara drastis.
  • Dampak: Kontraksi ekonomi terbesar sejak krisis 1998, peningkatan pengangguran, dan penurunan pendapatan masyarakat. Pemerintah mengeluarkan berbagai stimulus fiskal dan moneter untuk meredam dampak krisis.

Langkah-langkah Pemulihan

Setiap krisis diatasi dengan berbagai kebijakan, termasuk reformasi struktural, pengetatan fiskal, program bantuan sosial, dan stimulus ekonomi. Pemerintah juga berfokus pada diversifikasi ekonomi dan peningkatan daya saing industri domestik untuk mengurangi ketergantungan pada faktor eksternal.

Kesimpulan

Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia menyoroti pentingnya ketahanan ekonomi, kebijakan yang responsif, dan pemerintahan yang baik untuk menghadapi tantangan global.

Penjajahan Belanda di Indonesia

Penjajahan Belanda di Indonesia dimulai pada awal abad ke-17 ketika Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) tiba di kepulauan Nusantara. Berikut adalah garis besar sejarah penjajahan Belanda di Indonesia:

Periode VOC (1602-1799)

  • 1602: VOC didirikan dengan tujuan menguasai perdagangan rempah-rempah di Nusantara.
  • 1619: VOC menaklukkan Jayakarta dan mendirikan Batavia sebagai pusat perdagangan dan administrasi.
  • 1799: VOC dibubarkan karena kebangkrutan dan semua asetnya diambil alih oleh pemerintah Belanda.

Periode Hindia Belanda (1800-1942)

  • 1800: Pemerintah kolonial Belanda mengambil alih wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh VOC dan mendirikan koloni Hindia Belanda.
  • Tanam Paksa (Cultuurstelsel): Pada tahun 1830, Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memperkenalkan sistem tanam paksa yang mewajibkan petani menanam tanaman ekspor.
  • Perang Diponegoro (1825-1830): Perang besar melawan kekuasaan kolonial Belanda yang dipimpin oleh Pangeran Diponegoro.
  • 1870: Tanam paksa dihapuskan dan digantikan oleh kebijakan ekonomi liberal, membuka peluang bagi investasi swasta.

Periode Pendudukan Jepang (1942-1945)

  • 1942: Jepang menginvasi dan menduduki Indonesia selama Perang Dunia II, mengakhiri kekuasaan kolonial Belanda untuk sementara waktu.

Perang Kemerdekaan (1945-1949)

  • 1945: Setelah Jepang menyerah, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945.
  • 1945-1949: Terjadi serangkaian pertempuran dan diplomasi antara Belanda dan pejuang kemerdekaan Indonesia.
  • 1949: Belanda akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia pada Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Dampak Penjajahan

Penjajahan Belanda meninggalkan dampak yang signifikan pada struktur sosial, ekonomi, dan politik Indonesia, termasuk pengenalan sistem administrasi barat, perubahan dalam kepemilikan tanah, dan eksploitasi sumber daya alam yang mempengaruhi perkembangan Indonesia hingga hari ini.

Sejarah Asal Usul Candi Mendut

Candi Mendut adalah salah satu candi Buddha yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Berdiri pada awal abad ke-9, candi ini dibangun oleh Dinasti Syailendra, yang dikenal sebagai penganut Buddha Mahayana.

Menurut Prasati

Menurut prasasti Karangtengah yang ditemukan di dekat candi, Candi Mendut didirikan pada tahun 824 Masehi oleh Raja Indra dari Dinasti Syailendra. Candi ini sering dikaitkan dengan dua candi lainnya, yaitu Candi Borobudur dan Candi Pawon, yang bersama-sama membentuk sebuah kompleks ritual keagamaan yang penting pada masa itu.

Struktur dan Relief

Candi Mendut memiliki bentuk persegi panjang dengan tangga masuk yang menghadap ke barat laut. Bangunan utama candi berdiri di atas dasar yang tinggi, dengan ruang utama yang menampung tiga arca besar, yaitu arca Buddha Sakyamuni (Buddha Gautama), arca Bodhisattva Avalokitesvara, dan arca Bodhisattva Vajrapani. Dinding-dinding candi dihiasi dengan relief yang menggambarkan cerita-cerita Jataka dan ajaran-ajaran Buddha.

Fungsi dan Penggunaan

Candi Mendut berfungsi sebagai tempat pemujaan dan meditasi bagi para biksu dan umat Buddha. Hingga kini, Candi Mendut masih digunakan sebagai tempat upacara keagamaan, terutama pada hari Waisak, yang merupakan perayaan penting bagi umat Buddha di Indonesia. Pada hari tersebut, ribuan umat Buddha berkumpul di Candi Mendut untuk melakukan ritual dan prosesi menuju Candi Borobudur.

Sejarah Bahasa Jawa di Nusantara

Sejarah bahasa Jawa di Nusantara adalah sejarah yang panjang dan kaya, yang mencerminkan perkembangan budaya dan politik di wilayah tersebut. Berikut adalah garis besar sejarah bahasa Jawa:

Awal Mula dan Perkembangan Awal

  • Periode Prasejarah: Bahasa Jawa kuno berkembang dari bahasa-bahasa Austronesia yang dibawa oleh nenek moyang penduduk Jawa.
  • Kerajaan Hindu-Buddha (Abad ke-8 hingga ke-15): Pada masa ini, bahasa Jawa Kuno digunakan dalam prasasti dan karya sastra seperti kakawin. Kerajaan seperti Mataram Kuno dan Majapahit menggunakan bahasa ini dalam administrasi dan budaya.

Era Kerajaan Mataram dan Majapahit

  • Kerajaan Mataram Kuno: Banyak prasasti berbahasa Jawa Kuno yang ditemukan, menunjukkan penggunaan bahasa ini dalam administrasi kerajaan.
  • Majapahit (1293-1527): Bahasa Jawa Kuno mencapai puncak perkembangannya dengan banyaknya karya sastra yang dihasilkan, seperti “Nagarakretagama” dan “Sutasoma”.

Masa Islam dan Kolonial

  • Kesultanan Demak dan Pajang: Bahasa Jawa berkembang menjadi bahasa Jawa Tengahan, dengan pengaruh dari bahasa Arab dan Persia akibat masuknya Islam.
  • Mataram Islam (Abad ke-16 hingga ke-18): Bahasa Jawa Tengahan digunakan dalam sastra dan administrasi. Banyak karya sastra, termasuk serat dan babad, ditulis pada masa ini.

Periode Kolonial Belanda

  • Pengaruh Kolonial: Pada masa kolonial, bahasa Jawa dipengaruhi oleh bahasa Belanda dan Melayu. Sistem pendidikan dan administrasi kolonial memperkenalkan ejaan dan kosakata baru.
  • Sastra Jawa Baru: Karya sastra berbahasa Jawa berkembang, mencerminkan perubahan sosial dan budaya pada masa kolonial.

Era Modern

  • Pasca Kemerdekaan: Bahasa Jawa tetap digunakan secara luas di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Meskipun bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional, bahasa Jawa terus digunakan dalam kehidupan sehari-hari, budaya, dan tradisi.
  • Pengajaran dan Media: Bahasa Jawa diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan dalam media lokal seperti radio, televisi, dan surat kabar. Upaya pelestarian bahasa dan sastra Jawa terus dilakukan oleh berbagai pihak.

Kesimpulan

Bahasa Jawa memiliki sejarah panjang yang mencerminkan dinamika sosial, politik, dan budaya di Nusantara. Dari prasasti kuno hingga media modern, bahasa Jawa terus memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat Jawa dan warisan budaya Indonesia.

Cerita Terbentuknya Candi Borobudur

Candi Borobudur adalah salah satu candi Buddha terbesar di dunia yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. Dibangun sekitar abad ke-8 hingga ke-9 pada masa pemerintahan Dinasti Syailendra. Pembangunan Borobudur diperkirakan berlangsung selama 75 tahun, dan selesai pada tahun 825 Masehi. Candi ini dibangun sebagai tempat pemujaan Buddha dan tempat ziarah. Struktur Borobudur mencerminkan alam semesta dalam kosmologi Buddha, dengan tingkatan-tingkatan yang melambangkan perjalanan menuju pencerahan.

Pembangunan

Pembangunan Borobudur kemungkinan besar dilakukan secara bertahap. Struktur utama candi dibangun dari sekitar dua juta blok batu vulkanik. Teknik yang digunakan termasuk penggabungan batu tanpa menggunakan semen, namun dengan sistem pengunci yang canggih.

Arsitektur dan Relief

Candi Borobudur memiliki struktur piramida berundak dengan sembilan platform yang terdiri dari enam platform persegi dan tiga platform melingkar. Terdapat lebih dari 2.600 panel relief dan 504 arca Buddha di candi ini. Relief di Borobudur menggambarkan berbagai kisah, termasuk kehidupan Buddha dan cerita Jataka.

Fungsi dan Simbolisme

Borobudur berfungsi sebagai tempat pemujaan dan pendidikan spiritual. Para peziarah mengikuti jalur yang dimulai dari dasar candi dan berakhir di puncak, melambangkan perjalanan spiritual dari dunia fana menuju Nirwana. Struktur candi mencerminkan konsep kosmologi Buddha dengan simbolisme tiga tingkat alam semesta: Kamadhatu (alam keinginan), Rupadhatu (alam bentuk), dan Arupadhatu (alam tanpa bentuk).

Penemuan Kembali dan Restorasi

Borobudur sempat terlupakan dan tertutup oleh abu vulkanik serta vegetasi hingga ditemukan kembali pada tahun 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Proses restorasi besar-besaran dilakukan oleh pemerintah Indonesia dengan bantuan UNESCO pada tahun 1975-1982. Kini, Borobudur diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO dan menjadi salah satu tujuan wisata dan ziarah penting di Indonesia.

Pengenalan Sejarah Majapahit

Kerajaan Majapahit, yang berdiri dari tahun 1293 hingga sekitar 1527, memiliki sejarah yang kaya dan berpengaruh dalam perkembangan Nusantara. Berikut adalah garis besar sejarahnya:

Awal Berdiri

Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya pada tahun 1293. Raden Wijaya adalah keturunan dari Singasari yang berhasil mengalahkan pasukan Mongol yang dikirim oleh Kubilai Khan. Setelah kemenangan ini, ia mendirikan kerajaan di daerah Trowulan, Jawa Timur, yang kemudian dikenal sebagai Majapahit.

Masa Kejayaan

Majapahit mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389), yang didukung oleh patih Gajah Mada. Gajah Mada terkenal dengan Sumpah Palapanya, di mana ia berjanji untuk tidak menikmati kesenangan sebelum menyatukan Nusantara. Di bawah pemerintahan mereka, Majapahit berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Indonesia modern, termasuk Semenanjung Malaya, Borneo, Sumatra, Bali, dan sebagian Filipina.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Majapahit adalah pusat kebudayaan dan agama Hindu-Buddha. Banyak karya sastra, seni, dan arsitektur yang berkembang pesat pada masa ini, termasuk Candi Panataran dan karya sastra seperti “Nagarakretagama” yang ditulis oleh Mpu Prapanca.

Penurunan dan Keruntuhan

Kejayaan Majapahit mulai menurun pada akhir abad ke-14 dan awal abad ke-15. Faktor-faktor penurunan termasuk konflik internal, masalah suksesi, dan meningkatnya pengaruh Islam di kepulauan Indonesia. Pada tahun 1478, kerajaan Demak yang berbasis Islam menyerang dan mengalahkan Majapahit, menandai awal dari akhir kerajaan ini. Majapahit akhirnya runtuh sekitar tahun 1527, ketika wilayahnya diambil alih oleh kerajaan-kerajaan Islam yang baru muncul.

Warisan

Warisan Majapahit tetap kuat dalam budaya Indonesia. Banyak aspek sejarah, budaya, dan seni Majapahit masih dihormati dan dipelajari hingga hari ini. Majapahit dikenang sebagai salah satu kerajaan terbesar dan paling berpengaruh dalam sejarah Indonesia.